Nganjuk. Menghadapi era
revolusi industry 4.0, kementerian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia
meluncurkan kebijakan baru di bidang pendidikan tinggi melalui program “Merdeka
Belajar- Kampus Merdeka (MBKM)” yang saat ini mulai diterapkan oleh perguruan
tinggi . Kebijakan ini dalam rangka
menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang memiliki daya saing tinggi dalam
persaingan global. Lulusan pendidikan tinggi Link and match tidak hanya dengan
dunia usaha dan dunia industri saja tetapi juga dengan masa depan yang semakin
cepat mengalami perubahan.
Setelah melalui proses
seleksi yang cukup ketat, Kemendikbud merilis pengumuman penerima hibah
kerjasama Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada Kamis, 15 April 2021. Kampus
STKIP PGRI Nganjuk yang menjadi satu-satunya Kampus di Kabupaten Nganjuk
dipercaya menjadi salah satu penerima hib ah kerjasama MBKM Tahun 2021. Sebuah
pencapaian yang baik dari sebuah program yan g lahir di masa pandemi covid 19, dengan
problematic dan kendala dalam propses pembelajaran yang diarsakan oleh dunia
pendidikan khususnya Pendidikan tinggi.
Diperoleh dari
informasi Kementerian Pendidikan dan kebufdsyaan melalui suratnya menetapkanm
Indeks Kinerja Utama (IKU) sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 754/P/2020 tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri Dan
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Delapan IKU yang telah ditetapkan sebagai berikut.
1. Kesiapan kerja lulusan (IKU 1)
Persentase lulusan S1
yang berhasil: a. mendapat pekerjaan; b. melanjutkan studi; atau c. menjadi
wiraswasta.
2. Mahasiswa di luar kampus (IKU 2) Persentase lulusan S 1 yang: a. menghabiskan
paling sedikit 20 (dua puluh) sks di
luar kampus; atau b. meraih prestasi paling rendah tingkat nasional.
3. Dosen di luar kampus (IKU 3)
Persentase dosen
yang berkegiatan tridarma
di kampus lain,
di QS100 berdasarkan bidang ilmu
(QS100 by subject), bekerja sebagai praktisi di dunia industri, atau membina
mahasiswa yang berhasil meraih prestasi paling rendah tingkat nasional dalam 5
(lima) tahun terakhir.
4. Persentase dosen
tetap (IKU 4)
Kualifikasi Dosen
a. berkualifikasi akademik
S3; b. memiliki
sertifikat
kompetensi/ profesi
yang diakui oleh industri dan dunia kerja; atau c. berasal dari kalangan praktisi profesional, dunia
industri, atau dunia kerja. 5. Penerapan riset dosen (IKU 5)
Jumlah keluaran
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berhasil
mendapat rekognisi
internasional atau diterapkan oleh masyarakat per jumlah
dosen.
6. Kemitraan akademik
(IKU 6)
Persentase program
studi S1 yang melaksanakan kerja sama dengan mitra. 7. Pembelajaran kelas (IKU
7) Persentase mata kuliah S1 yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan
kasus (case method) atau pembelajaran kelompok berbasis proyek (team based
project) sebagai sebagian bobot evaluasi.
8. Akreditasi
Internasional (IKU 8) Persentase
program studi S1
yang memiliki akreditasi
atau sertifikat internasional
yang diakui pemerintah.
Wakil Ketua 1 Bidang
Kurikulum dan Akademik STKIP PGRI Nganjuk, Bapak Dr. H. Suharto, M.Kes mengatakan,
kampus sebagai pencetak perencana di masa depan harus mampu menanggapi tuntutan
atas pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, inovatif, dan cerdas. Program
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan jawaban sekaligus tantangan atas
kebutuhan tersebut. Beliau juga sangat mendukung dan memotivasi seluruh program
studi yang ada di STKIP PGRI Nganjuk untuk terus mengembangkan dan
mengimplementasikan program ini secara optimal.
Lebih lanjut, Ketua
Program Studi Pendidikan Matematika, Ibu Agustin Patmaningrum, M.Pd juga
menyampaikan bahwa program MBKM yang dilaksanakan oleh Program Studi Pendidikan
Matematika akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk membantu mahasiswa memperoleh
pengalaman belajar yang maksimal. Beliau juga mengatakan bahwa dalam waktu
dekat ini beliau dan tim akan melakukan peninjauan kurikulum dan melakukan
penyesuaian mata kuliah – mata kuliah agar selaras dengan program Merdeka
Belajar – Kampus Merdeka.